3 Mar 2010

Rasulullah; Kami MerinduiMU.....


SALAM MAULIDUR RASUL.

Inilah wasiat perpisahan dari kekasih kita, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, yang telah membuat air mata para sahabat berlinang air mata, menjadikan hati mereka takut. Begitu istimewanya nasihat ini, sehingga sepatutnya kita sebagai ummatnya, mengetahui, memahami dan mengamalkannya.

Dikisahkan oleh ‘Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ’anhu sebagai berikut:

”Pada suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sholat bersama kami, kemudian beliau memberi kami sebuah peringatan yang sangat baik. Oleh karenanya, mata-mata kami berlinang dan hati-hati kami bergetar. Maka seorang berkata: “wahai Rosulullah! Seolah-olah ini adalah peringatan orang yang akan berpisah, maka apakah yang engkau pesankan kepada kami?”. Beliau pun bersabda: “Aku berwasiat kepada kalian untuk bertaqwa kepada Allah, mendengar, dan taat (kepada penguasa kalian) walaupun dia seorang budak Habsyi. Sesungguhnya barangsiapa yang masih hidup dari kalian setelahku niscaya dia akan melihat perselisihan yang cukup banyak. Maka wajib atas kalian untuk berpegang dengan Sunnahku dan Sunnah Khulafa` Ar-Rosyidin Al- Mahdiyyin (para khalifah yang terbimbing lagi mendapat petunjuk). Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah atasnya dengan gigi-gigi geraham kalian. Dan berhati-hatilah kalian terhadap perkara-perkara baru dalam agama. Karena sesungguhnya setiap perkara baru itu adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu adalah sesat.”

(HR. Abu Dawud, Shahiih Sunan Abi Dawud (no. 3851), at-Tirmidzi, Shahiih Sunanit Tirmidzi (no. 2157), Ibnu Majah, Shahiih Sunan Ibni Majah (no. 40), dan lainnya)....

Mahasiswa Islam.


PERAN MAHASISWA ISLAM; DIMANAKAH POSISI KITA?

Mahasiswa dipilih sebagai pelaku karena memiliki potensi yang besar sebagai agen perubahan. Mahasiswa sebagai segmen pemuda yang tercerahkan Karena memiliki kemampuan intelektual. Mahasiswa sebagai orang yang memiliki kemampuan logis dalam berfikir sehingga dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah.

Sebagai bagian dari pemuda, mahasiswa juga memiliki karakter positif lainnya, antara lain idealis dan energik.dealis berari (sehrusnya) mahasiswa masih belum terkotori oleh kepentingan pribadi, juga belum terbebabni oleh beban sejarah atau beban posisi. Artinya mahasiswa masih bebas menempatkan diri pada posisi yang dia anggap terbaik, tanpa adanya resistansi yang lebih besar. Sedangkan energik berarti pemuda biasanya siap sedia melakukan “kewajiban” yang dibebankan oleh suatu ideology manakala dia telah meyakini kebenaran ideology itu.

Dengan potensi itu, wajar jika pada setiap zaman kemudian pemuda memegang peranan pening dalam perubahan kaumnya. Kita lihat kisah Ibrahim as sang pembaharu, atau kisah pemudi kahfi (Q.S. 18: 9-26) yang masing-masing sigap menerima kebenaran.
Ada ulama yang kemudian menyampaikan bahwa pemuda memiliki 3 peranan:-
1.Sebagai generai penerus (Q.S Ath Thur : 21); meneruskan nilai-nilai kebaikan yag ada pada suatu kaum.
2.Sebagai generasi pengganti (Q.S. Maidah : 54); menggantikan kaum yang memang sudah rusak dengan karakter mencintai dan dicintai Allah, lemah lembut kepada kaum mu’min, tegas kepada kaum kafir, dan tidak takut celaan orang yang mencela.
3.Sebagai generai pembahari (Q.S. Maryam : 42); memperbaiki dan memperbaharui kerusakan yang ada pada suatu kaum.
Islam adalah sebuah ideology yang memberikan energi besar bagi perubahan. Hal ini dimungkinkan karena karakter Islam yang syumul, mewarnai seluruh aspek kehidupn dan mengatur seluruh bagian manusia.

Berbicara tentang perubahan, tentunya akan memunculkan pertanyaan mengapa harus ada perubahan? Kondisi saat ini sangat jauh dari ideal. Tidak perlu kita pungkiri bahwa masyarakt (termasuk atau terutama di Indonesia) saat ini masih cukup jauh dari Islam. Contoh yang jelas tampak di permukaan adalah pada moral masyarakat, misalnya korupsi yang membudaya atau adanya pergaulan bebas. Oleh karena itu tidak salah jika ada ulama yanh mengatakan kondisi sekarang sebagai jahiliyah modern.

Melakukan perubahan adalah perintah si dalam ajaran Islam, sebagaimana dalam sebiuah hadits Rasulullah SAW menyatakan bahwa orang yang hari ini lebih baik dari kemarin adalah orang yang beruntung, orang yang hari ini sama dengan kemarin berarti rudi, dan orang yang hari ini lebih buruk dari kemarin adalah celaka. Artinya kalau kita membiarkan kondisi statis tanpa perubahan –apalagi membiarkan perubahan ke arah yang lebih buruk- berarti kita tidak termasuk orang yang beruntung. Juga di dalam Ali Imran:104 Allah memerintahkan agar ada kaum yang menyeru kepada kebaikan –sebagai sebuah perubahan.

Dengan mengetahui sedimikian hebat dan canggihnya usaha musuh-musuh Islam khususnya Yahudi di dalam memurtadkan atau minimal mensekulerkan kaum muslimin, dan hasil usaha mereka telah mencengkeram berurat berakar pada tubuh kaum muslimin, tibul pertanyaan : Apakah kondisi yang demikian parah tidak dapat dirubah? Lalu siapakah yang mampu merubah kondisi tersebut? Dan bagaimana caranya?

Sudah merupakan sunatullah bahwa pergiliran kemenangan merupakan suatu kepastian yang akan terjadi. Maka perubahan menuju kejayaan Islam dan kaum muslimin bukanlah suatu hal yang mustahil. Yang paling bertanggungjawab akan kebangkitan Islam bukanlah orang lain melainkan tentu saja umat Islam itu sendiri, khususnya para pemuda pemudi dan lebih khusus lagi para mahasiswa dan mahasiswi Islam.
Sejarah membuktikan unsur utama perubah kekalahan menjadi kemenangan adalah generasi muda. Sejak zaman para nabi hingga sekarang para pemudalah yang menjadi garda depan perubahan kondisi ummat.

Para pemuda seharusnya menyadari bahwa inilah saat yang paling tepat untuk beubah dan ikut merubah kondisi. Rasulullah bersabda: Gunakanlah lima perkara sebelum dating lima perkara yaitu :
1.Hidupmu sebelum matimu
2.Kesehatanmu sebelum sakitmu
3.Masa luangmu sebelum kesibukanmu
4.Masa mudamu sebelum masa tuamu
5.Masa kayamu sebelum masa miskinmu

Untuk perisai bagi terjaganya waktu muda maka perlu memperhatikan suatu riwayat tentang adanya pertanyaan penting di akhirat kelak khususnya kepada para pemuda yakni:
1.Umurnya, untuk apa ia habiskan?
2.Tentang masa mudanya, juga untuk apa ia manfaatkan?
3.Hartanya, darimana ia peroleh dan kemana ia infakkan (keluarkan)?
4.Ilmunya, apa yang telah ia lakukan dengan ilmunya itu?

Masa muda memang penuh tantangan yang harus digunakan untuk mencapai kedewasaan, kematangan dan kepribadian Islami yang benar-benar tangguh. Seorang pemuda yang banyak melakukan penyimpangan akhlak, pemikiran dan tugas-tugas dimana letak keindahannya? Untuk itu Ia harus memperbaiki diri bersama Islam, bersama orang-orang shaleh, yang bersama-sama meningkatkan kualitas akhlaknya, Ilmu, wawasan, amal, kekuatan fisik dan kemandirian.

27 Jun 2009

Jagalah Waktu Kalian.....


Demi Waktu

Setiap bangsa memiliki falsafahnya sendiri tentang waktu. Bangsa Arab misalnya, mempunyai falsafah “al waqtu kash shoif” (waktu ibarat pedang). Maksudnya, kalau kita pandai menggunakan pedang, maka pedang itu akan menjadi alat yang bermanfaat. Tapi kalau tidak bisa menggunakannya, maka bisa-bisa kita sendiri akan celaka. Begitu juga dengan waktu, kalau kita pandai memanfaatkannya maka kita akan menjadi orang yang sukses. Tapi kalau tidak, maka kita sendiri yang akan tergilas oleh waktu.

Sementara orang barat, mempunyai falsafah: “time is money”, waktu adalah wang. Faham ini sangat materialisme. Kesuksesan, kesenangan, kebahagiaan, kehormatan, semuanya diukur dengan material. Maka mereka akan merasa rugi jika ada sedikit saja waktu yang berlalu tanpa menghasilkan wang. Wang menjadi tujuan hidupnya.

Waktu menurut Al-Qur’an

Kalau kita semak, banyak sekali ayat-ayat Al-Qur’an yang diawali dengan menggunakan kata ‘waktu’. Misalnya wadh dhuha (demi waktu dhuha), wal fajri (demi waktu fajar), wal laili (demi waktu malam), dan masih banyak lagi. Dalam ayat-ayat tersebut Allah bersumpah dengan menggunakan kata waktu. Menurut para ahli tafsir, dengan menggunakan kata waktu ketika bersumpah, Allah swt., ingin menegaskan bahwa manusia hendaknya benar-benar memperhatikan waktu, karena sangat penting dan berharga dalam kehidupan manusia.

Dalam surat al-‘Ashr, Allah swt. berfirman: “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, dan saling menasehati supaya mentaati kebenaran dan supaya menetapi kesabaran.” (Q.S. Al-‘Ashr: 1-3).

Dalam surat tersebut ditegaskan bahwa, pada dasarnya semua manusia itu berpotensi menjadi orang yang merugi, baik di dunia maupun di akhirat. Lalu siapakah manusia yang beruntung? Ternyata menurut Al-Qur’an, manusia yang beruntung itu bukanlah yang pangkatnya tinggi atau yang uangnya banyak. Tapi yang beruntung adalah mereka yang beriman, beramal shaleh, dan yang suka menasehati dalam kebenaran dan selalu bersabar.

Waktu adalah ibadah

Merujuk surat Al-‘Ashr tersebut, maka konsep waktu menurut Islam adalah: Iman, beramal shaleh, senantiasa menasehati berbuat kebenaran dan bersikap sabar. Keempat kata kunci, yaitu iman, amal shaleh, kebenaran dan kesabaran, kalau boleh kita rangkum dalam satu kata dapat bermakna ‘ibadah’. Jadi konsep waktu menurut Al-Qur’an bermakna ibadah. Hal ini sejalan dengan tujuan dari penciptaan manusia itu sendiri, yakni: “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku”.

Yang dimaksud dengan ibadah bukan sekedar shalat, puasa, zakat, ataupun haji saja. Melainkan ibadah dalam pengertian luas, yaitu mencangkup seluruh aspek kehidupan, mulai dari bangun tidur, hingga bangun tidur kembali, semuanya harus diisi dengan ibadah kepada Allah swt. Ini sesuai pula dengan komitmen kita yang selalu diucapkan ketika kita melaksanakan shalat: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, semata-mata hanya untuk Allah Ta’ala.”

Menurut para ulama, semua perbuatan baik, apabila dilandasi dengan keimanan, serta diniatkan hanya untuk mencari ridho Allah swt, maka itu akan bernilai ibadah. Ibnu Taimiyah mengatakan, “Ibadah adalah nama yang mencangkup segala sesuatu yang dicintai dan diridhoi Allah swt, baik yang berupa perkataan maupun perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin.”

Maka seorang manusia yang beriman dapat menjadikan pekerjaan dan segala aktifitasnya itu bernilai ibadah apabila didasarkan pada ketentuan-ketentuan syari’at. Dalam hal ini Allah swt. berfirman: “Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. An-Nahl: 94).

Jangan Sia-siakan Waktu

Oleh karena waktu merupakan hal yang sangat penting dan amat berharga dalam kehidupan manusia, maka janganlah kita menyia-nyiakan waktu jika tidak ingin menjadi orang yang merugi. Sebagai orang beriman, hendaknya kita isi waktu dengan senantiasa beribadah kepada Allah. Janganlah membuang-buang waktu, karena sekali waktu berlalu, dia tidak akan pernah kembali lagi.

Ingatlah pesan Nabi Muhammad saw: “Jadilah engkau di dunia ini seperti seorang musafir atau bahkan seperti seorang pengembara. Apabila engkau telah memasuki waktu petang, janganlah menanti datangnya waktu pagi. Dan apabila engkau telah memasuki waktu pagi, janganlah menanti datangnya waktu sore. Ambillah waktu sehatmu (untuk bekal) waktu sakitmu, dan hidupmu untuk (bekal) matimu.” (H.R. Bukhari).

Hadits tersebut mengingatkan kita agar kita selalu mempersiapkan diri dalam menghadapi kehidupan di dunia ini. Seperti halnya seorang pengembara, hendaknya selalu menyiapkan perbekalan.

Selain itu, Hadits ini juga mengingatkan kita agar selalu memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Jangan suka menunda-nunda waktu. Kalau kita ingin berbuat baik, lakukan sesegera mungkin. Jangan menunggu esok hari. Mumpung lagi sehat, berbuat baiklah sebanyak-banyaknya, sebab kalau sudah sakit, kita sulit untuk melakukan sesuatu. Apalagi kalau sudah meninggal, tertutup sudah kesempatan untuk beramal shaleh di dunia.

(sumber: Konsep Waktu Menurut Al-Qur’an, An-Nahl)....

26 Jun 2009


assalamualaikum....

kepada sahabat2...
rasanya dah lama blog ni tak diupdate... nak kata sibuk x jugak... tapi malas je sebenarnya nak menulis... mungkin kelemahan diri ana... apapun insya allah blog ini akan diupdate kembali...

alhamdulilah... mula ni nak promote pada sahabat tentang blog PKPMI-Cawangan Aceh yang baru dibuat : http://pkpmi-ca.blogspot.com. blog ini sebagai wadah perjuangan anak2 malaysia yang menuntut ilmu di bumi Aceh Darussalam...

kami amat2 mengalu-alukan kedatangan sahabat ke bumi Aceh insya allah kita akan mendapat pengajaran dari peristiwa tsunami yang melanda aceh dahulu... melihat kepada peristiwa serta kesan bg sesiapa yang menghayati dengan mata hati yang tulus dan murni.... ini juga akan menambahkan ketaqwaan kita kepada ALLAH...

akhirnya... secebis ingatan untuk kita bersama : "HIDUP KITA CUMA DI DALAM 3 HARI: Semalam ~ Sudah menjadi sejarah. Hari Ini ~ Apa yang sedang kita lakukan. Esok ~ Hari yang belum pasti. Hisablah hari pertama semoga hari yang kedua kita lebih baik kerana mungkin ajal kita pada hari yang kedua. HIDUP CUMA DALAM 2 NAFAS: Nafas Naik. Nafas Turun. Hargailah Nafas yang naik kerana udara yang disedut adalah pemberian Allah secara percuma dan carilah keredhaan~Nya dalam menggunakannya. Bertaubatlah dalam Nafas yang kedua kerana mungkin itu nafas yang terakhir keluar dari tubuh bersama nyawa dan roh untuk meninggalkan dunia yang fana ini. HIDUP CUMA ADA 2 PILIHAN : Hidup dalam keredhaan Allah. Hidup dalam kemurkaan Allah. HIDUP YANG ABADI CUMA ADA 2 TEMPAT : Kekal di dalam neraka. Kekal di dalam syurga"......

14 Apr 2009

POTRET SEORANG ULAMAK MUJAHID:

USTAZ BADI UZZAMAN SA'ID NURSI.

Ustaz Badi Uz-Zaman Sa'id An-Nursi adalah seorang ulamak dan mujahid yang mengorbankan keseluruhan usianya mempertahankan Islam secara berani dan bijaksana, tanpa bertolak ansur kepada toghut.

Oleh kerana zaman kehidupannya adalah zaman kejatuhan Daulah Uthmaniyah di mana islah telah dihina dan Al-Quran telah dipijak-pijak, menyebabkan beliau menerima penderitaan dan penyeksaan yang tiada bandingannya daripada anak bangsanya sendiri.

Di dalam salah satu perbicaraan tentera yang pernah dilaluinya, beliau dituduh terlibat di dalam satu percubaan rampasan kuasa untuk menegakkan kembali negara Islam. Setelah hakim menjatuhkan hukuman bunuh terhdap 19 orang yang tertuduh, beliau berpaling kepada Sa'id An-Nursi dan bertanya sama ada benar beliau inginkan undang-undang islam di Turki. Beliau menjawab dengan panjang lebar. Berikut adalah ringkasan daripada kenyataan beliau,

"Jika saya dikurniakan seribu nyawa, akan saya korbankan semuanya untuk menegakkan undang-undang Islam. Undang-undang ini adalah sumber keadilan, kebahagiaan dan kebaikan yang sebenarnya . Saya adalah pengikut Al-Quran dan menilai semua perkara menurut undang-undang Islam. Kerakyatan kami ialah Islam; menyebabkan segala masalah kami pertimbangkan menurut Islam. Saya tidak akan menerima segala perkara yang bertentangan dengan Islam.

Sebenarnya, saya sedang menunggu kenderaan yang akan membawa saya ke alam barzakh supaya terdedah kebenaran yang bersemadi di dalam sanubari saya. Saya amat ingin untuk mengembara ke alam lain bersama-sama sahabat-sahabat saya yang telah terlepas daripada kekejaman kamu melalui tali gantung. Saya sangat rindukan akhirat, seperti rindunya seorang penduduk desa untuk ke bandaraya Istambul yang selama ini hanya didengari sahaja tentang kecantikan, kemewahan dan keindahannya.

Tidak menjadi kesukaran kepada saya seandainya kamu memaksa saya untuk hidup di dalam buangan. Jika kamu mampu, buktikanlah kesalahan saya. Menurut perhitungan saya, saya tidak bersalah. Tiada penderitaan di dalam hati saya kecuali kegembiraan sahaja. Saya telah berbicara tentang manusia yang kian tenat meruntuh, bukan sahaja kepada kamu tetapi juga kepada seluruh manusia yang masing-masing akan melalui alam barzakh juga akhirnya.

Kerajaan yang kejam adalah musuh kemajuan. Malah kerajaan kini adalah musuh kepada kehidupan itu sendiri. Andainya keadaan ini berterusan, akan berpanjanganlah kekacauan, kekejaman dan neraka yang dibuat oleh tangan mereka sendiri. Selama ini saya telah mencari jalan bagaimana untuk menyuarakan pendapat saya dan kini saya telah menjumpai jalannya, iaitu melalui mahkamah tentera ini.

Kamu bertanya sama ada saya ada mempunyai hubungan dengan Ittihadi Muhammadi (Parti islam yang merancang rampasan kuasa itu) atau tidak. Ya, dengan bangganya saya mengisytiharkan di sini bahawa saya adalah tenaga penggerak di dalam pertubuhan yang agung itu.

Sekarang saya akan memberi penjelasan tentang Ittihadi Muhammadi (apa yang dimaksudkan oleh beliau adalah Islam sendiri).

• Kawasannya meliputi satu bulatan besar yang merangkumi timur dan barat serta utara dan selatan.

• Pertubuhan ini dianggotai oleh 300 juta orang Muslimin.

• Perpaduannya berlandaskan keimanan kepada ALLAH Yang Esa.

• Wasilahnya ialah beriman dan mengamalkan Islam. Semua yang beriman kepada Islam adalah ahli-ahlinya.

• Al-Quran adalah lidah rasminya.

• Semua akhbar dan buku-buku yang menegakkan kalimah ILAHI adalah akhbar-akhbarnya.

• Semua masjid, sekolah-sekolah agama dan tempat-tempat ibadat adalah kelab-kelabnya.

• Ibu kotanya adalah Tanah Haram Makkah dan Madinah.

Kami menuruti dan menghidupkan ajaran dan sunnah Rasulullah kerana ia merupakan panduan bagi Ittihadi Muhammadi. Syariat Islam merupakan landasan, cara hidup dan perjuangan kami. Kami amat ingin menunjukkan rasa kasih sayang dan memberikan nasihat-nasihat yang baik kepada orang lain. Kami ingin menyekat segala bentuk kejahatan. Ittihadi Muhammadi menyampaikan kebenaran dengan menggunakan hujah-hujah yang bijaksana serta meyakinkan, bukannya dengan paksaan. Kebenaran itu disampaikan dengan penuh kasih sayang serta menentang segala bentuk kekejaman. Tujuan kami hanya menegakkan kalimah ILAHI di muka bumi ."

Mahkamah tidak dapat membuktikan kesalahannya kerana sememangnya ia tidak merestui cubaan rampasa kuasa itu. Ketika beliau dibebaskan, sedikit pun ia tidak mengucapkan terima kasih, sebaliknya ia sempat melafazkan, "Pergi jahanamlah, wahai para penindas dan orang-orang zalim. "

28 Mar 2009

Hadits Pilihan

Tiga Golongan Yang Akan mendapat Halawah Al-Iman (Kemanisan Iman)...

Rasulullah S.A.W. telah ditanya oleh sahabat tentang apa yang dimaksudkan dengan golongan yang akan mendapat Halawah Al-Iman (Kemanisan Iman)...

Lalu Nabi Muhammad Bersabda, Yang memberi mksud :- "Ada tiga perkara, yang barang siapa ada pada dirinya ketiga-tig perkara ini, maka pasti ia akan mendapat kemanisan iman ( halawah Al-Iman) :-
1- sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai-Nya dari orang lain, daripada orang lain.
2- sesungguhnya ia mencintai seseorang lalu ia tidak mencintainya melainkan kerana Allah.
3- dan hendaklah ia membenci untuk kembali kepada kekafiran sebagaimana ia takut untuk dilemparkan ke dalam neraka.." ( Hadits Riwayat Bukhari )...

- pengajaran dari hadits ini ialah:-
1- Umat islam harusnya mencintai Allah dan Rasul-nya dengan segala kecintaan yang menjadikan hatinya sentiasa terpaut atau terpegun kepada Allah dan Rasul..
2- Kita harus memikirkan diri kita agar tidak melakukan perkara yang boleh merosakkan dan menjerumuskan diri ke dalam neraka..
3- Saling meningkatkan segala keimanan dan ketaqwaan kepada Allah...

Akhirnya... kita kerahkan segala tenaga dan usaha untuk kita mencapai segala apa yang telah dijanjikan oleh Allah dan Rasulnya.. semoga kita termasuk di dalam golongan yang pasti akan mendapat halawah al-Iman (kemanisan Iman)..

23 Mar 2009

Pejuang Islam...


Tokoh :- Umar Mukhtar (Singa Padang Pasir)..

Melangkah sejenak ke tahun 1892, kita menyingkap sejarah tentang kelahiran seorang bayi serba daif di sebuah kampung pada zaman pemerintahan Khilafah Uthmaniyyah. Selepas ayahnya meninggal dunia pada usianya 16 tahun, anak muda ini diletakkan di bawah asuhan dan perhatian seorang syeikh (guru) di antara syeikh-syeikh yang ada di kampung beliau. Berkat didikan Syeikh tersebut, lama kelamaan beliau mula mengamalkan cara hidup Islamiyyah di mana beliau hanya tidur selama 3 jam setiap malam agar mudah bagi beliau untuk bangun bersembahyang pada sepertiga malam. Tidak cukup sekadar itu, beliau juga gemar membaca ayat-ayat suci Al-Quran hingga fajar menyinsing. Walaupun menghadapi pelbagai kesukaran sepanjang hidupnya, beliau berjaya menghafaz Al-Quran, dan mengulanginya dengan lengkap setiap tujuh hari.

Keberanian dan kebijaksaan beliau memang dikenali di setiap pelusuk daerah. Malah, beliau menjadi ikutan dan contoh kepada orang ramai pada ketika itu. Bukti keistimewaan beliau terserlah pada ketika beliau berkafilah (berdagang) ke Sudan semasa beliau masih muda. Ditakdirkan Tuhan, seekor singa telah menghalang kumpulan kafilah-kafilah ini daripada memasuki satu laluan sehingga mereka terpaksa mengubah hala mereka kerana takut akan si singa tadi. Untuk menyelamatkan diri, ada yang terpaksa mengorbankan unta mereka sebagai percubaan terakhir untuk melepaskan diri, walaupun unta pada ketika itu merupakan salah satu harta yang berharga buat mereka. Beliau yang mengetahui tentang ancaman singa berkenaan, lantas tampil untuk cuba meleraikan kekecohan. Tidak seperti kafilah-kafilah lain yang buntu mencari jalan penyelesaian, beliau tangkas menunggang kudanya bersama senapang beliau dan memburu singa tersebut. Sejurus kemudian, beliau mengejutkan kumpulan-kumpulan kafilah tadi apabila pulang dengan membawa kepala singa berkenaan. Mereka sangat bersyukur akan pengorbanan yang dilakukan beliau dan sejak dari itu lah beliau digelar ”Singa Cyrenaica” .

Dibesarkan dengan ajaran agama dan diserapkan dengan nilai-nilai keberanian seorang pahlawan, telah memberi impak yang hebat buat beliau. Akhlak dan karisma yang dimiliki bukan hanya memberi kesan pada kaum, negara dan bangsanya, malah kepada umat Islam sedunia selepas zaman penjajahan. Apabila umur beliau menjangkau lingkungan 20-an, beliau semakin dikenali berikutan kematangan dan kehandalan beliau dalam menyelesaikan sesuatu masalah yang ditimbulkan suku bangsa beliau pada ketika itu. Pandangan serta nasihat beliau didengari oleh setiap penduduk kampung tidak kira di mana beliau berada. Kesopanan dan tata tertib yang dipamerkan dalam sikapnya yang disenangi ramai, memang cukup disegani. Kepetahan beliau tatkala berbicara, susunan ayat yang teratur, membuatkan orang ramai tertarik untuk mendengar ucapan mahupun ceramah yang disampaikan beliau. Keunikan inilah yang menjadi aset untuk beliau menyatukan puak-puak pada ketika itu di samping memudahkan usaha beliau untuk mengumpul kumpulan perang bagi melawan penjajah-penjajah yang datang untuk mengambil alih pemerintahan pada ketika itu.

Pada usia beliau 30an, bermulalah zaman penjajahan yang mula berkembang ke seluruh pelusuk dunia. Fenomena ini telah membayangi kehidupan beliau untul tampil bertindak. Pada ketika dunia dirosakkan oleh anasir-anasir Eropah, beliau bangkit mempertahankan kedaulatan Islam dengan semangat kentalnya. Beliau bersama-sama dengan satu kumpulan bernama Banu Sanus, yang selepas itu dikenali dengan nama Sanusi, menentang penjajahan Perancis tanpa rasa takut walau sedikit pun. Mereka juga pernah menentang penjajah-penjajah Inggeris yang diselubungi rasa tamak dan haloba untuk menakluki tanah air mereka.

Apabila Itali bersekongkol dengan negara-negara Eropah yang lain dalam membuat kacau-bilau di hemisfera selatan dengan menjajah Afrika Utara, beliau yang ketika itu sudah pun menjangkau usia 50-an, mula mengumpulkan pejuang-pejuang bagi menentang penjajahan di tanah air mereka, Libya. Itali yang mula resah akan tindakan berani beliau dan pengikut-pengikutnya, mula mengatur strategi dengan cuba untuk merasuah beliau agar menyerah diri, dan menerima tawaran mereka untuk mentadbir dengan jawatan tinggi dalam kerajaan, selain menjanjikan harta kekayaan buat beliau. Taktik kotor mereka ditolak mentah-mentah. Kata-kata beliau terhadap mereka ketika itu yang amat terkenal berbunyi.. ”Saya bukannya orang yang mudah dipengaruhi. Betapa kuat cabaran dan desakan mereka untuk mengubah pendapat dan kepercayaan saya, Allah tidak akan mengizinkannya.” Gagal dengan strategi pertama, Itali mula menggunakan taktir kotor kedua mereka dengan menggesa beliau supaya meninggalkan bandar kediamannya, dan berpindah ke bandar yang lain, berhampiran dengan pusat pemerintahan kerajaan. Tidak cukup dengan itu, mereka juga cuba menawan hati beliau dengan menawarkan gaji bulanan yang tinggi supaya beliau akur dengan kehendak mereka. Walaubagaimanapun, sekali lagi usaha mereka gagal apabila beliau menolak dengan berkata, ”Tidak. Aku sesekali tidak akan meninggalkan tanah airku sehinggalah tiba waktunya aku bertemu Tuhanku. Ajal adalah perkara yang paling hampir denganku berbanding yang lain. Aku menunggunya setiap waktu.”

Keazaman dan kesungguhan beliau untuk menentang penjajahan walaupun pada usia 70-an telah berjaya membakar semangat bangsa dan kaum beliau untuk terus berjuang walaupun menderita. Beliau berikan mereka harapan dan keyakinan bagi menentang bala tentera penjajah yang jauh lebih ramai daripada pejuang-pejuang mereka sendiri. Di kala pihak penjajah dilengkapi alat-alat kelengkapan perang serba moden dan canggih, pejuang-pejuang ini tabah menahan lapar dan dahaga berbekalkan hanya senjata dan kuda-kuda mereka. Selepas kedudukannya kukuh, golongan Ummah mula mengelilinginya. Beliau berjaya menyerang bangsa Itali pada tempat kelemahan mereka. Beliau menyerang balas dengan tegas dan pantas terhadap golongan penjajah yang menyangka menguasai tanah orang Islam dan menindas mereka merupakan suatu kerja yang mudah.

Seorang pejuang yang berusia 90-an dari oasis Jalu, Abu Karayyim, merupakan salah seorang sahabat yang setia berjuang bersama beliau di selatan pedalaman. Walaubagaimanapun, kesukaran mendapatkan bekalan makanan menyebabkan kebanyakan daripada mereka kelaparan dan diserang penyakit. Ekoran itu, semakin berkuranglah bilangan pejuang-pejuang mereka bagi menentang Itali. Mengetahui situasi ini, askar-askar Itali telah mengambil kesempatan dengan membakar dan merompak kampung-kampung. Kaum wanita, warga tua, dan kanak-kanak tidak terkecuali dalam perbuatan jijik mereka. Atas desakan hidup, mereka terpaksa ditempatkan di kem-kem tahanan kerana tiada pilihan lain. Muhammad az-Zaway, seorang pahlawan yang dulunya pernah bersama beliau memerangi tentera Perancis, cuba memujuk beliau untuk berundur ke Mesir dengan pejuang-pejuang yang lain. Tetapi beliau enggan untuk menyerah kalah walaupun mengetahui bahawa peluang beliau semakin tipis untuk mengalahkan musuh yang boleh menghapuskan beliau dalam sekelip mata dek kerana bilangan mereka yang semakin bertambah dari semasa ke semasa. Bila ditanya, mengapa beliau masih setia berjuang, beliau menyatakan yang beliau berjuang kerana agama dan beliau tidak sanggup untuk melihat pihak musuh menduduki tanah airnya. Beliau akan terus menentang dan menentang kezaliman, tidak kira sama ada menang atau kalah. Yang pasti, kejayaan datang hanya dari Allah swt.

Beliau juga menolak untuk mengadakan perundingan damai dengan pihak penjajah dengan menyatakan bahawa ’mereka tidak mempunyai apa-apa melainkan untuk melawan musuh-musuh Allah.’ Selepas mengharungi beberapa peperangan yang tidak terkira banyaknya, akhirnya beliau tewas juga di tangan musuh. Di akhir peperangan tersebut, tinggal hanya beliau serta salah seorang pengikut setianya yang masih teguh berdiri di medan perang. Tangan dan kaki mereka dirantai dan dibawa ke bandar yang bernama Suluq di mana kubu tentera Italy berpusat. Pejuang yang dihormati ini percaya bahawa Jihad adalah disyariatkan pada setiap umat Islam sekiranya tanah air mereka dikuasai penjajah. Dengan semangat yang berkobar di dalam jiwanya, di samping keberanian dan sifat kesungguhan yang tinggi, menyebabkan beliau dihormati dan disegani oleh sesiapa saja termasuklah musuh-musuh beliau sendiri. Pegawai tentera yang menyoal siasat beliau berkata, "Apabila beliau tiba sampai ke pejabat saya, beliau kelihatan seperti seorang daripada beribu murabiteen yang saya lihat di medan perang padang pasir. Tangan beliau dirantai. Tulangnya patah akibat perang tetapi beliau memaksa dirinya berjalan dalam keadaan derita kesakitan. Beliau tidak seperti tawanan lain yang biasa ditangkap sebelum ini. Beliau berdiri di dalam pejabat saya dan menjawab segala soalan yang kami kemukakan dengan suara yang tenang dan jelas. Apabila beliau mahu mula beredar, tampak mukanya yang kelihatan bercahaya membuat saya terpegun dan terkejut. Terketar bicara saya di akhir perbualan kami semasa saya mengarah beliau kembali ke sel penjaranya sebelum upacara pengadilan di mahkamah pada sebelah petangnya.”

`Umar Al-Mukhtâ, ditahan oleh tentera Itali

Beliau adalah seorang lagenda yang tetap teguh pada agamanya walaupun teruk ditentang. Bilamana menteri-menteri dan ketua-ketua negara beliau yang lain menyerah diri begitu saja kepada Itali serta menyelamatkan diri sendiri dengan berpindah ke negara lain, beliau tanpa ragu-ragu tetap berjuang mempertahankan Islam dan tanah air daripada terus dijajah. Salah seorang ulama dari kalangan Sanusi, yang pernah bertarung bersama beliau menentang Perancis dan British, gagal menghantar bantuan kepada beliau tepat pada masanya. Malah, ramai di kalangan ulama-ulama ini sanggup berpaling tadah dengan menggadaikan tanah orang Islam bagi memperoleh belas simpati, gaji bulanan, serta bebas dari cukai pendapatan. Sikap seumpama inilah yang sering kita lihat pada sesetengah umat Islam yang belot pada hari ini. Berlawanan dengan tindakan kebanyakan orang Islam pada waktu itu, beliau mengeluarkan sebuah Al-Qur’an, dan bersumpah dengan nama Allah s.w.t. bahawa beliau akan terus menentang golongan penjajah, biarpun secara berseorangan mahupun sehingga syahid. Dalam 20 tahun terakhir hidupnya, beliau telah memimpin dan berjuang dalam 1000 peperangan.

`Umar Al-Mukhtâr bersedia untuk syahid

Apabila Ketua Panglima perang Itali menawarkannya peluang terakhir untuk hidup di bawah pemerintahannya, dengan syarat beliau mesti mematuhi segala arahannya, beliau menjawab, “Aku tidak akan berhenti menentang kamu, sehinggalah kamu meninggalkan tanah airku, atau sehinggalah aku mati. Dan aku bersumpah kepada Allah Yang Maha Mengetahui sesuatu di dalam hati manusia, jikalau bukan kerana tanganku diikat sebegini, nescaya aku akan tetap melawanmu dengan tangan kosong, biarpun dalam keadaan yang tua dan cedar sebegini.” Pada waktu itulah, Ketua Panglima perang itu ketawa, sambil mengarahkan supaya beliau digantung, selepas mengadakan sebuah perbicaraan ‘olok-olok’ yang direka untuk menjaga maruah kerajaan Itali. Walaupun perbicaraan untuk beliau masih belum bermula, tali gantung telah pun disediakan untuk beliau di luar mahkamah. Penggantungan beliau telah disaksikan oleh ratusan puak pada tahun 1931. Namun demikian, kerjaan Itali tidak berjaya dalam usaha mereka untuk menakutkan golongan orang Islam. Bahkan, yang sebaliknya pula yang terjadi. Kematian beliau telah menggoncang jiwa umat Islam seluruh dunia, dan dari situlah pelbagai penentangan bermula, terutamanya di Utara Afrika. Semoga Allah meninggikan darjatnya di syurga. Orang-orang Itali yang berjiwa kotor telah mengambil gambar mayat beliau yang diikat, sambil dikelilingi oleh panglima-panglima perang yang tersenyum puas bersama mereka-mereka yang riang gembira dengan kematian beliau. Tanpa disedari mereka, kematian di tangan musuh demi memperjuangkan hak Allah inilah yang sebenarnya menjadi idaman setiap orang Islam sejati.

Syahid di tali gantung

Pejuang unggul ini, tidak lain dan tidak bukan, adalah Omar Al Mukhtar, dan cerita tentang keperwiraannya akan kekal sehinggalah ke hari kiamat, insyaAllah. Dengan darahnya, beliau telah membawa cerita kejayaan, beliau telah menjadi lagenda di kalangan lagenda, dan beliau telah menjadi teladan untuk mereka yang ingin hidup dengan maruah Islam yang dihormati, walaupun pada saat-saat ditindas. Golongan yang menyerah kalah dan para ilmuan yang telah berpihak kepada kerajaan Itali tidak dibunuh ataupun dipenjarakan. Mereka mati dalam keadaan biasa’ dan mugkin di dalam keadaan mewah dan selesa, di bawah perlindungan golongan penjajah Itali. Namun demikian, kematian mereka tidak membawa sebarang erti. Dan, Neraka Jahanam adalah tempat bagi mereka yang bersekongkol dengan golongan penjajah yang kafir. Omar Al Mukhtar hidup dan berjuang demi Islam sepanjang hayatnya. Beliau diikat, dipenjarakan, dan dihukum gantung. Namun, cerita keperwiraannya kekal berterusan, dan insyaAllah, Syurga adalah tempat bagi mereka yang syahid. Omar Al Mukhtar terikat kepada Allah s.w.t, bergantung hidup padaNya, dan sentiasa menerima takdir Ilahi. Beliau telah meminta daripada Allah s.w.t. untuk mati syahid, dan itulah yang telah beliau capai, InsyaAllah.